Remaja yang kecanduan pada internet atau aktivitas di dunia maya ternyata cenderung punya sifat menyakiti diri sendiri. Hal itu terungkap pada penelitian yang dilakukan para peneliti dari Australia dan Cina seperti diberitakan Reuters, Jumat (4/12).
Para peneliti mensurvei 1.618 remaja berumur 13 hingga 18 tahun di Provinsi Guangdong, Cina, mengenai perilaku seperti memukul diri sendiri, menarik-narik rambut, hingga membakar diri mereka sendiri. Peneliti kemudian memberi mereka tes untuk mengukur kecanduan internet.
Hasilnya, sekitar 10 persen dari murid-murid yang disurvei memiliki candu tingkat sedang. Sementara kurang dari satu persen kecanduan berat pada internet.
Dari skala satu sampai lima, para murid yang kecanduan sedang ternyata 2,4 kali menyakiti diri sendiri dalam enam bulan terakhir. Sementara murid yang kecanduan berat, menyakiti dirinya sendiri enam kali, bahkan lebih, dalam enam bulan terakhir. Atau lima kali lebih banyak dibanding murid nonadiktif.
Menurut Dr. Lawrence Lam dari Universitas Notre Dame, Australia, para peneliti mendapati fakta adanya hubungan yang "kuat dan signifikan" antara kecanduan internet dan menyakiti diri sendiri di kalangan remaja. Bahkan setelah mereka meneliti dari variabel lain seperti depresi, persoalan keluarga, atau masalah hidup lainnya.
Para ahli melihat, remaja yang kecanduan internet akan merasakan depresi, gelisah, dan kesal jika tidak online atau daring (dalam jaringan). Selain itu, berkhayal atau asyik memikirkan tentang online juga menjadi tanda-tanda candu internet.
"Dengan akses internet yang semakin mudah beberapa tahun belakangan, kecanduan internet berkembang menjadi masalah mental pada remaja," demikian hasil penelitian Lam bersama rekan-rekannya dari Universitas Sun Yat-Sen, Guangzhou.
No comments:
Post a Comment