LAKI-laki paruh baya berisiko meninggal 10-15 tahun lebih cepat dibandingkan laki-laki sebayanya jika perokok, mempunyai sejarah tekanan darah serta kolesterol tinggi. Hal ini diungkapkan dalam studi Whitehall yang dipublikasikan online oleh jurnal BMJ yang dihasilkan dari studi terbesar mengukur pengaruh berhenti merokok dan mengontrol tekanan darah serta kadar kolesterol terhadap angka harapan hidup.
"Pada seorang laki-lakai paruh baya, kehadiran ketiga faktor risiko ini setara dengan pengurangan angka harapan hidup sebanyak 10-15 tahun," tutur salah seorang peneliti Robert Clarke, FFPH, seperti dikutip situs webmd. Berita bagusnya, terang Clarke, ketiga faktor ini bisa dikontrol dengan melakukan perubahan.
Para peneliti menemukan, laki-laki paruh baya perokok dengan tekanan darah dan kolesterol tinggi berisiko 3 kali lebih besar mengalami kematian akibat penyakit jantung dibandingkan mereka yang bebas dari faktor risiko ini. Selain itu, peneliti juga menyimpulkan:
Laki-laki dengan ketiga faktor risko ini juga berisiko 2 kali lebih besar mengalami kematian akibat penyebab lain (di luar penyakit jantung dan pembuluh darah).
Laki-laki paruh baya (50 tahun) perokok dengan tekanan darah dan kolesterol tinggi diperkirakan memiliki angka harapan hidup yang lebih singkat (24 tahun lagi) dibandingkan laki-laki seusia tanpa ketiga faktor risiko tersebut (33 tahun lagi).
Saat faktor penyakit jantung lainnya (obesitas dan diabetes) turut diperhitungkan, angka harapan hidup pada laki-laki yang memiliki paling sedikit faktor risiko adalah 15 tahun lebih lama dibandingkan mereka yang memiliki faktor risiko terbanyak.
Apakah hanya berlaku pada laki-laki saja? Meskipun tidak ada partisipan perempuan yang terlibat, Clarke menekankan kalau dampak merokok, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi terhadap angka harapan hidup pada perempuan juga sama seperti laki-laki."Perempuan memang hidup lebih lama dibandingkan laki-laki, tetapi hal ini karena mereka biasanya memiliki faktor risiko yang lebih sedikit."
Menurut Russell V. Luepker, MD, seorang profesor di bidang public health dari University of Minnesota, studi ini menyampaikan pesan penting bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan ini berfungsi menambah angka harapan hidup.
No comments:
Post a Comment