Menurut catatan sejarah, komunitas pertama yang tinggal di kawasan air terjun Niagara ini adalah nenek moyang suku Indian Seneca, yaitu pada sekitar 2000 tahun yang lampau.
Hingga pada abad lebih moderen, datang seorang pendeta Perancis yang pertama kali melihat air terjun ini pada tahun 1678, yaitu Father Louis Hennepin.
Demi melihat pemandangan alam yang luar biasa ini pendeta Hennepin lalu berlutut dan berdoa. Beberapa tahun kemudian bangsa Perancis membangun beberapa benteng di muara sungai Niagara, di antaranya yang kini dikenal dengan Old Fort Niagara di wilayah Youngstown.
Tahun-tahun berikutnya merupakan tahun-tahun bergejolak bagi wilayah Niagara. Banyak peperangan terjadi antara penduduk asli suku Indian dengan pendatang bangsa Perancis dan Inggris. Termasuk perang paling berdarah yang dikenal dengan “Battle of Lundy’s Lane” pada 25 Juli 1814. Akhirnya sampailah pada era baru masa kedamaian wilayah Niagara.
Sejak tahun 1892, Niagara Falls berubah menjadi sebuah kota yang tepat berdiri di garis batas internasional yang memisahkan antara wilayah New York di Amerika dan Ontario di Canada. Antara kedua bagian kota itu dihubungkan oleh sebuah jembatan yang bernama Rainbow Bridge melintasi sungai Niagara. Sejak akhir abad 19 itu pula kota Niagara mulai banyak dikunjungi para turis. Kini kota Niagara, di kedua belahan yang menjadi bagian Amerika maupun Canada, setiap tahunnya dikunjungi lebih dari 12 juta wisatawan. Jamaknya sebuah tempat yang mempunyai catatan sejarah panjang dan unik, maka Niagara pun memiliki ceritera dari mulut ke mulut yang membawa pada kepercayaan bahwa : “kisah cinta pasangan yang berbulan madu di Niagara akan lestari sebagaimana air terjunnya”.
Oleh karena itu tidak mengherankan kalau kemudian ada pasangan pengantin baru dari kawasan New York utara ini yang memilih lokasi bulan madunya di Niagara. Termasuk teman saya yang saya kunjungi saat mampir ke kota Baldwinsville, sebelum kami tiba di kota Niagara Falls.
Bisa jadi tempat ini dipilih untuk berbulan madu bukan karena kepercayaan kuno itu, melainkan pemandangan air terjun Niagara sendiri memang menjanjikan pesona alam yang indah dan romantis. Apalagi di ujung Pulau Luna dimana air terjun yang diberi nama Bridal Veil (kerudung pengantin) Falls tepat berada di tepiannya. Adanya ceritera turun-temurun yang bisa menjadi “bumbu penyedap” ceritera yang masih berkembang di masyarakat itu memang sempat memancing pertanyaan iseng dalam hati saya : “Tenane?” (dialek Yogya : Ah, yang benar?).
Bagaimana kalau air terjunnya berhenti, apa ya kira-kira pasangan-pasangan yang dulu berbulan madu di Niagara lalu akan pada cerai? Sayangnya tidak ada orang yang iseng seperti saya ketika pada tanggal 30 Maret 1848 sungai Niagara tersumbat bongkahan es di bagian hulunya selama beberapa jam, mengakibatkan sungai Niagara “asat” (tidak ada airnya) dan air terjun Niagara benar-benar berhenti. Orang-orang pun turun beramai-ramai berjalan ke dasar sungai menikmati pengalaman yang mungkin tidak akan pernah terulang kembali.
Setiap orang tentu mafhum bahwa memang tidak satupun teori yang dapat membuktikan benar-tidaknya kepercayaan kuno semacam itu. Seperti halnya juga tidak ada yang dapat membuktikan kepercayaan yang berkembang di kawasan Candi Prambanan, Yogyakarta. Ceritera kebalikan dari kepercayaan yang ada di Niagara, yaitu kalau ada sejoli yang memadu kasih dengan mengunjungi candi Prambanan maka hubungan mereka tidak akan langgeng.
Kalau saya ditanya kenapa? Maka daripada saya menjawab : “Embuh” (entah), saya akan mengatakan bahwa mungkin Bandung Bondowoso cemburu melihat pasangan yang sedang memadu kasih di Prambanan, karena kisah kasih tak sampai yang dialaminya dulu. Masih untung kalau tidak ter-“abrakadabra” lalu berubah menjadi candi baru di sebelahnya candi Prambanan dan candi Sewu.
Saat musim dingin tiba dan temperatur udara dingin belangsung cukup lama, bongkahan-bongkahan es memang dapat terbentuk di sungainya yang kemudian membentuk semacam jembatan es. Dulu-dulunya para wisatawan diperbolehkan turun untuk berjalan-jalan di jembatan es yang terbentuk di tengah sungai saat air sungai Niagara membeku. Hingga suatu ketika, jembatan es yang sedang dilalui wisatawan tiba-tiba pecah dan tiga orang turis terperosok ke dalam sungai di bawahnya yang temperatur airnya sangat dingin, lalu hilang entah kemana.
Peristiwa itu terjadi pada tahun 1912 dan sejak saat itu tidak diperbolehkan lagi para wisatawan turun menyeberang ke jembatan es di sungai Niagara.
***
Air terjun Niagara adalah sebuah maha karya dari Sang Pencipta Alam. Bagaimana caranya Tuhan membuat “mainan air” semacam ini? Adakah “dongengan” yang masuk akal yang dapat menjelaskan peristiwa alam seperti air terjun Niagara ini? Tergolong muda menurut umur geologi, bentang alam air terjun Niagara terbentuk pada akhir jaman es. Ketika timbunan lembaran-lembaran es raksasa mencair pada 50.000 tahun yang lalu, daratan benua yang sebelumnya tertutup dan terbebani es lalu bermunculan dari bawahnya, mengalami pengangkatan dan membentuk lereng-lereng dan gigir-gigir pegunungan yang curam dan terjal yang disebut dengan “Niagara Escarpment”.
Mencairnya es lalu membentuk danau yang sangat luas yang kini dikenal dengan nama danau Erie serta dataran rendah yang berada di sekitarnya.
Danau Erie yang sangat luas ini semakin lama semakin penuh airnya hingga pada sekitar 12.000 tahun yang lalu akhirnya meluap dan mengalirlah limpahan airnya melalui celah daratan yang kini disebut sungai Niagara.
Aliran air sungai inilah yang kemudian membentuk air terjun Niagara. Air terjun Niagara pada mulanya terbentuk di lokasi sekitar 11 km di arah hilir dari lokasinya yang sekarang, kira-kira di wilayah yang sekarang bernama Lewiston, dekat ke muara sungai di danau Ontario.
Sebagai akibat dari proses erosi pada bidang luncuran air terjun yang terus berlangsung bahkan hingga saat ini, maka lokasi air terjun Niagara kini kira-kira berada di pertengahan antara danau Erie dan danau Ontario. Secara geologis dapat dipahami bahwa proses erosi tersebut masih akan terus berlanjur. Karena itu secara geologis pula dapat diperkirakan bahwa sekian ribu tahun yang akan datang kemungkinan air terjun Niagara akan semakin menjauh dari muara sungai Niagara di danau Ontario di sebelah utara dan semakin berpindah ke selatan mendekat ke danau Erie.
Apakah memang demikian yang akan terjadi? Hanya mereka yang menekuni bidang geologi, khususnya untuk kajian wilayah Niagara Falls, yang akan mampu memberi gambaran lebih rinci. Dengan keterbatasan ilmu yang saya miliki, saya mencoba memahami bagaimana fenomena alam ini terjadi. Namun dengan keterbatasan ilmu yang saya miliki pula, saya mencoba menggunakan mata hati dan kesadaran saya bahwa “mainan air” yang bernama Niagara ini membuktikan akan betapa luar biasanya maha karya dari Sang Pencipta Dunia.
Source: http://arhie17.wordpress.com
No comments:
Post a Comment