Tak berapa lama, sebuah mobil memarkir dan turunlah laki-laki paruh baya. Setengah jam kemudian, lelaki tersebut pergi bersama salah seorang anak yang memakai baju seragam sekolah.
“Mau ganti casing Hp,” kata salah seorang penjaga counter lainnya kepada Ketua Komisioner Bidang Standariasi Analisis Hak dan Perlindungan Anak Komnas Perlindungan Anak, Rustin Elyas dalam konfrensi pers Catatan Akhir Tahun 2008 di Sindang Reret Resto, Jl Wijaya I, Jakarta Selatan, Senin (22/12/2008).
“Berapa sih ganti casing hp?” tanya Rustin penasaran.
“Rp 150 ribu. Ya, tergantung hp nya,” jawab penjaga counter.
“Kok mahal banget?” selidik Rustin.
“Bu, maksudnya ganti casing Hp tuh ngamar…begituan,” jawab penjaga
counter berbisik pelan.
“Oh…” tutur Rustin miris.
Selain di Jakbar, “seks casing Hp” juga marak dijumpai di Kapuk, Jakarta Utara (Jakut). Di kawasan ini, dengan modus yang sama, jualan “casing hp” itu lebih mahal Rp 100 ribu untuk satu kali servis.
“Tidak semuanya bermotif ekonomi. Tidak sedikit yanng melakukan ini untuk gaya
hidup seperti beli hp, beli pulsa, beli baju dan jalan-jalan di mal,” ujarnya.
Menurut catatan yang terekam Komnas Perlindungan Anak sepanjang 2008, 459 anak di eksploitasi seksualnya dan 410 diperdagangkan untuk kepentingan seksual. Sedangkan kekerasan seksual terhadap anak sebanyak 626 kasus berupa pencabulan 129 kasus, sodomi 150 kasus, perkosaan 334 kasus dan incest 13 kasus.
“Selain itu, 1.399.573 anak dipekerjakan di berbagai sektor,”ujar Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi pada kesempatan yang sama.
Sumber: www.detiknews.com
No comments:
Post a Comment