Search This Blog

Friday, October 2, 2009

Penemu FM Radio dan Sirkuit

Ia penemu FM radio, sirkuit regeneratif dan superheterodin, sehingga ia dijuluki bapak sirkuit. Memamg sejak kecil, Armstrong si anak pemalu putra dari seorang penerbit buku (ayah) dan guru (ibu), ini sudah tertarik pada mesin, kereta api, dan segala peralatan yang dianggapnya aneh.

Berawal ketika usianya masih 14 tahun, ia membaca tentang telegraf buatan Marconi, dimana saat itu telah berhasil mengirimkan berita tanpa kawat ke seberang Samudra Atlantik, walaupun di tempat tujuan, suara kode Morse hanya terdengar sayup-sayup, tidak jelas. Sejak itulah ia bercita-cita ingin membuat suara radio sejelas mungkin.

Pria kelahiran 18 Desember 1890 di New York City, ini ketika masih berusia 17 tahun saja dan masih duduk di SMA, sudah mampu mewujudkan cita-citanya walaupun belum begitu sempurna. Ia telah berhasil membuat sendiri stasiun radio di rumahnya. Setelah menyelesaikan SMA-nya ia kemudian masuk Fakultas Tekhnik Listrik, Universitas Columbia, universitas yang tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya sehingga ia bisa pulang-pergi naik sepeda motor merah, hadiah ulang tahun dari ayahnya.

Pada dekade yang bersamaan yaitu tepatnya pada tahun 1907, De Forest, juga menemukan ‘tabung hampa’ yang bernama trioda atau audion. ‘Tabung hampa’ tersebut dapat memperkuat suara yang lemah pada batas tertentu. Armstrong segera mempelajari tabung hampa buatan De Forest tersebut. Hasilnya, lima tahun kemudian atau pada tahun 1912 ia berhasil membuat sirkuit regeneratif atau sirkuit feedback.

Dengan sirkuit regeneratif atau sirkuit feedback tersebut, Armstrong yang warga negara Amerika Serikat dan seorang insinyur listrik, guru besar, jutawan, ini membuat ‘tabung hampa’-nya De Forest dapat memperkuat suara sampai beribu-ribu kali atau hampir mencapai setengah keras suara radio atau televisi zaman sekarang.

Dengan penemuan memperkeras suara radio tersebut, perdebatan sengit antara dirinya dengan De Forest untuk memperebutkan hak cipta atau paten penemuan tersebutpun terjadi. Pertengkaran di pengadilan sampai memakan waktu sampai 14 tahun dan perdebatan mereka di depan Mahkamah Agung Amerika Serikat terjadi sampai dua kali. Akhirnya, hakim memenangkan De Forest dan menyatakan Armstrong sebagai pihak yang kalah. Keputusan yang mungkin diakibatkan kekurangtahuan para hakim mengenai seluk-beluk listrik

Menyikapi kekalahan Armstrong ini, para ilmuwan menganggap keputusan pengadilan tersebut tidak adil dan tidak benar. Bahkan para ilmuwan memberi hadiah Medali Franklin kepada Armstrong. Medali yang merupakan hadiah tertinggi di Amerika Serikat bagi seorang ilmuwan yang berprestasi.

Pada usia 64 tahun, tepatnya pada tanggal 1 Februari 1954 di New York City, tokoh besar fisika yang bisa disetarafkan dengan Ampere, Bell, Faraday, dan Marconi, ini meninggal dunia. ► atur/mlp-ms

www.tokohindonesia.com

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...