Search This Blog

Friday, September 18, 2009

Prilaku Kita Biasanya Hasil Dari Kondisi Kita

Suatu kondisi tertentu dapat memotivasi kita untuk berprilaku yang berbeda. Motivasi bisa sangat merugikan ketika kita kurang dapat memahami apa yang menciptakan kondisi kita sehingga melahirkan suatu motivasi. Jadi, motivasi itu tidak selalu dapat membawa kebaikan, tergantung apa yang menciptakannya, yang melatar-belakangi motivasi tersebut.

Kondisi baik misalnya ketika kita sedang gembira, ketika kita sedang santai dan merasa berhasil dan bersyukur. Dalam kondisi seperti ini prilaku kita cenderung untuk baik juga. Sedangkan kondisi buruk mungkin terjadi misalnya karena seseorang menghina kita atau mengkhianati janji dengan kita. Namun kondisi kita lebih sering dibentuk oleh faktor yang terjadi diluar kita. Jika kita kurang memahaminya maka prilaku kita akan sering terombang karena kondisi tersebut. Padahal kita punya kemampuan untuk hanya berprilaku terbaik dalam setiap kondisi.

Ada kalanya atau bahkan sering kita sangat sulit untuk memilih prilaku yang sebenarnya paling kita inginkan, malah sebaliknya kita sering melakukan apa yang sebenarnya tidak kita inginkan, karena itulah kemudian timbul apa yang disebut sebagai penyesalan. Kesulitan akan lebih mudah dapat diselesaikan dengan baik jika kita punya motivasi yang sangat kuat untuk melakukan perbaikan prilaku.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah sebenarnya yang menghasilkan kondisi kita tersebut? Apa yang menghasilkan kondisi baik dan apa yang menghasilkan kondisi jelek?

Yang menghasilkan kondisi kita Yang pertama adalah referensi internal kita tentang sesuatu, dan yang kedua adalah kondisi dan penggunaaan fisiologi kita.

Apa dan bagaimana anda membayangkan segalanya, serta apa dan bagaimana mengucapkan segalanya kepada diri sendiri tentang situasi yang ada, menciptakan kondisi Anda dan oleh karenanya juga prilaku yang anda hasilkan. Umpamanya, bagaimanakah anda memperlakukan pasangan atau pacar anda ketika ia pulang lebih lambat dari pada janjinya ? Nah, prilaku anda akan sangat tergantung pada kondisi Anda ketika orang yang anda kasihi itu pulang, dan kondisi Anda, hingga tingakatan yang besar, ditentukan oleh apa yang selama ini anda representasikan dalam benak anda soal alasan keterlambatannya itu.

Seandainya selama berjam-jam Anda membayangkan orang yang anda perdulikan itu mengalami kecelakaan, berdarah-darah, mati, atau dirawat di rumahsakit, begitu ia masuk, Anda mungkin menyambutnya dengan air mata atau nafas lega, atau rangkulan erat dan pertanyaan tentang apa yang terjadi. Prilaku itu keluar dari kondisi prihatin.

Tetapi, seandainya Anda bayangkan orang yang anda kasihi itu berselingkuh, atau seandainya anda bertahu diri sendiri berulang-ulang bahwa ia terlambat hanya karena ia tidak perduli soal waktu dan perasaan Anda, maka ketika ia pulang, Anda akan memberinya sambutan yang jauh berbeda akibat kondisi Anda itu. Dari kondisi MARAH atau merasa DIKERJAIN, keluarlah prilaku-prilaku yang sama sekali lain.

Bagaimana Anda akan menyikapi kondisi jelek di masa datang untuk menghasilkan perbedaan, sehingga semuanya positif untuk Anda? Apakah Anda hanya akan bertindak dan berprilaku hanya berdasarkan kondisi saat itu? Atau Anda akan mencoba untuk berprilaku yang paling menguntungkan walapun kondisi saat itu kurang menguntungkan Anda?
Source: http://motivasibisnisonline.com/prilaku-kita-biasanya-hasil-dari-kondisi-kita

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...